Diberdayakan oleh Blogger.
Latest Post
Tampilkan postingan dengan label berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berita. Tampilkan semua postingan
11.2.13
Bagaimana Membuat Anak Suka Belajar
Written By Unknown on Senin, 11 Februari 2013 | 11.2.13
Beberapa tips di bawah ini SANGAT MENENTUKAN dan EFEKTIF diterapkan supaya anak SUKA BELAJAR:
1. SUASANA YANG MENYENANGKAN adalah SYARAT MUTLAK yang diperlukan supaya anak suka belajar. Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan.
2. Membuat ANAK SENANG BELAJAR adalah JAUH LEBIH PENTING daripada menuntut anak mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai prestasi tertentu. Anak yang punya prestasi tapi diperoleh dengan terpaksa tidak akan bertahan lama. Anak yang bisa merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan akan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan datang.
3. Kenali TIPE DOMINAN CARA BELAJAR ANAK, apakah tipe AUDITORY (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), VISUAL (melihat) ataukah KINESTHETIC (fisik). Meminta anak secara terus menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe cara belajar anak nantinya akan membuat anak tidak mampu secara maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga anak tidak berkembang dengan maksimal.
PAUD
4. Belajar dengan JEDA WAKTU ISTIRAHAT setiap 20 menit akan JAUH LEBIH EFEKTIF daripada belajar langsung 1 jam tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu melakukan konsentrasi penuh paling lama 20 menit. Lebih dari itu anak akan mulai menurun daya konsentrasinya. Jeda waktu istirahat 1-2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula.
5. Anak pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi SANGAT ANTUSIAS dan SEMANGAT untuk belajar jika isi/materi yang dipelajari anak SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK. Anak akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya anak akan menjadi stress dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit.
Oleh: Taufan Surana
—
Catatan Redaksi:
Artikel ini telah diterbitkan di Buletin Komite Sekolah TKIT/SDIT Full Day School Nur Hikmah Pondok Gede, BEKASI
1. SUASANA YANG MENYENANGKAN adalah SYARAT MUTLAK yang diperlukan supaya anak suka belajar. Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan.
2. Membuat ANAK SENANG BELAJAR adalah JAUH LEBIH PENTING daripada menuntut anak mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai prestasi tertentu. Anak yang punya prestasi tapi diperoleh dengan terpaksa tidak akan bertahan lama. Anak yang bisa merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan akan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan datang.
3. Kenali TIPE DOMINAN CARA BELAJAR ANAK, apakah tipe AUDITORY (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), VISUAL (melihat) ataukah KINESTHETIC (fisik). Meminta anak secara terus menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe cara belajar anak nantinya akan membuat anak tidak mampu secara maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga anak tidak berkembang dengan maksimal.
PAUD
4. Belajar dengan JEDA WAKTU ISTIRAHAT setiap 20 menit akan JAUH LEBIH EFEKTIF daripada belajar langsung 1 jam tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu melakukan konsentrasi penuh paling lama 20 menit. Lebih dari itu anak akan mulai menurun daya konsentrasinya. Jeda waktu istirahat 1-2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula.
5. Anak pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi SANGAT ANTUSIAS dan SEMANGAT untuk belajar jika isi/materi yang dipelajari anak SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK. Anak akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya anak akan menjadi stress dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit.
Oleh: Taufan Surana
—
Catatan Redaksi:
Artikel ini telah diterbitkan di Buletin Komite Sekolah TKIT/SDIT Full Day School Nur Hikmah Pondok Gede, BEKASI
Label:
berita
11.2.13
Merangsang Kecerdasan Anak
Orang
 tua mana yang tidak ingin anaknya cerdas. Namun, yang masih menjadi 
pertanyaan, apa saja yang dibutuhkan si kecil agar pertumbuhan otaknya 
menjadi optimal ?
Otak merupakan benda yang paling vital dalam tubuh. Organ ini 
mengatur seluruh bagian dalam tubuh diantaranya gerakan motorik, 
pengaturan suhu tubuh, pengaturan tekanan darah, sekresi 
hormon,pernapasan, emosi dan berbagai macam kegiatan manusia. 
Berbagai proses dalam otak itu yakni peenambahan sel (poliferasi), 
perpindahan sel (migrasi), perubahan sel (differensiasi), pembentukan 
system jalinan saraf antara satu dengan lainnya (sinaptogenesis) dan 
pembentukan selubung saraf (mielinisasi).
Yang penting dicatat, organ ini tumbuh secara luar biasa pada masa 
anak-anak. Sampai pada usia 2 tahun berat otak akan mencapai 75% otak 
dewasa. Menurut dr. Hartono Gunadi, Sp.A, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo,
 sampai dengan bayi berusia 2 tahun, pertumbuhan dan perkembangan otak 
anak telah mencapai 90%.
Factor yang paling penting untuk pembentukan otak adalah factor 
nutrisi untuk mendukung pembentukan sel-sel otak. Sebagai orang tua yang
 bertanggung jawab terhadap kehidupan annak, Anda perlu tahu nutrisi 
seperti apa yang berperan dalam pembentukan otak sang buah hati, mulai 
dari dalam kandungan hingga remaja.
Masih ada lagi hal yang penting pada proses pertumbuhan seorang anak,
 yakni proses tumbuh kembang. Makna pertumbuhan berkaitan dengan 
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi dalam tingkat sel, 
organ atau individu.
Sedangkan perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan 
bentuk atau fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk perubahan
 aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.
Yang jelas, untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, Anda harus
 mengetahui factor dan aspek apa saja yang mempengaruhinya.

Peranan Nutrisi
Cikal bakal otak mulai terbentuk pada minggu ketiga kehamilan berupa 
lempeng saraf, berubah menjadi tabung saraf pada minggu keempat dan 
mulai terbentuk otak besar, batang otak, otak kecil dan medulla spinalis
 pada minggu kelima kehamilan.
Setelah bayi lahir, maka usia yang paling penting dalam pertumbuhan 
otak adalah 0-2 tahun. Periode tersebut penting karena masa ini adalah 
periode emas. Dalam periode inilah terjadi perkembangan saraf otak yang 
tercepat, khususnya mielinisasi. Selanjutnya memang terus terjadi 
perkembangan hingga usia 5 tahun, namun tidak secepat pada usia 
sebelumnya. Dalam masa ini maka yang terjadi adalah pengorganisasian 
perkembangan dan hubungan antar jaringan (impuls) otak.
Factor nutrisi berperan mulai dari kandungan, jadi seorang ibu yang 
hamil harus memperhatikan asupan gizi, bukan hanya untuk dirinya, juga 
untuk sang janin. Yang harus diperhatikan adalah protein dan asam lemak 
esensial.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Setelah bayi 
lahir, kebutuhan zat gizi dilakukan melalui pemberian ASI Eksklusif 
sejak hari pertamanya sampai usia 6 bulan. Tapi setelah proses menyusui 
terlampaui, Anda harus memikirkan nutrisi sang anak.
Bagi Anda yang tak dapat menyusui anak karena sesuatu hal, pemilihan 
nutrisi untuk bayi harus dipertimbangkan dengan matang, demi 
perkembangan kecerdasannya. Nutrisi yang diyakini dapat meningkatkan 
kualitas otak anak adalah asam lemak DHA (asam dokosaheksanoat) dan AA 
(asam arakhidonat). Asam lemak ini merupakan asam lemak esensial, 
artinya tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga harus ditambah dari 
luar.
Faktor Pendukung
Setelah otak seorang anak terbentuk, maka ada berbagai factor yang 
mempengaruhi perkembangannya. Teramat sayang bila anak Anda sudah 
memiliki sel-sel otak yang berkualitas, namun dibiarkan tanpa didukung 
perkembangannya.
Factor pendukung antara lain perhatian dan kasih sayang orang tua dan
 lingkungannya yang berpengaruh bagi aspek emosi. Mulai dari kontak 
fisik, sentuhan, belaian dan nyanyian.
Factor yang tak kalah pentingnya yaitu kebutuhan mental, misalnya 
proses pembelajaran, agama dan kepribadian. Factor pendukung inilah yang
 dapat menjadi stimulasi bagi perkembangan otak anak, juga akan 
mengaktifkan sel otak anak Anda sehingga perkembangannya akan lebih 
terpacu.
Stimulasi ini penting sekali, sebab, jaringan saraf otak akan hilang 
dengan sendirinya apabila jarang atau tidak pernah sama sekali mendapat 
stimulasi.
Stimulasi pada anak dapat diterima melalui sentuhan, pendengaran, 
penglihatan, pengecapan yang kesemuanya sudah dapat diproses sejak bayi 
baru lahir. Pemprosesan informasi atau stimulasi dari luar tergantung 
dari takaran dan derajat stimulasi yang diterima serta kemampuan si anak
 memproses stimulasi tersebut.
Interaksi orangtua dengan penuh kasih sayang dapat merangsang 
imajinasi dan gagasan kreatif anak. Stimulasi dapat dimulai dari dalam 
kandungan. Contohnya, si ibu yang hamil bisa mendengarkan musik sambil 
mengelus perutnya.
Contoh lain stimulasi setelah anak lahir adalah dengan bercerita atau
 mendongeng. Mendongeng selain dapat mengajarkan kata-kata, juga dapat 
menjadi simbolisasi pendidikan. Misalnya bagaimana berbuat baik dan 
bagaimana memecahkan suatu masalah.
Kemudian permainan juga merupakan stimulasi yang sangat tepat bagi 
anak. Usahakan memberi variasi permainan dan sangat baik kalau orangtua 
melibatkan diri secara langsung dalam permainan. Perlu diingat juga, 
jangan selalu melarang anak melakukan aktivitas sepanjang tidak 
berbahaya.
Label:
berita
11.2.13
Ajari Anak Jangan Sambil Emosi Dong !
Bentuk
 penerapan disiplin yang terlalu keras pada anak — yang biasanya 
dilakukan orang tua yang masih muda usia — sebaiknya jangan dilakukan. 
Sebab bisa mempengaruhi mentalnya di masa mendatang.
Begitulah kesimpulan hasil sebuah survei tentang orang tua dan 
perilaku agresif terhadap anak yang dilakukan oleh Murray Straus, 
seorang sosiolog dari University of New Hampshire terhadap 991 orang 
tua.
Menurut survei tersebut, membentak dan mengancam adalah bentuk paling umum dari agresi yang dilakukan orang tua. Dibandingkan tindakan yang lebih ekstrim lagi, seperti mengancam, memaki, dan memanggil dengan kasar dengan panggilan bodoh, malas dan sebagainya, maka membentak memang paling banyak dilakukan.
Menurut survei tersebut, membentak dan mengancam adalah bentuk paling umum dari agresi yang dilakukan orang tua. Dibandingkan tindakan yang lebih ekstrim lagi, seperti mengancam, memaki, dan memanggil dengan kasar dengan panggilan bodoh, malas dan sebagainya, maka membentak memang paling banyak dilakukan.

Bukan hanya kepada anak, bayi pun kena bentak. Tetapi biasanya 
semakin muda usia orang tua, semakin sering pula mereka melakukan 
‘tindakan disiplin’ tersebut.
Dari survei itu, 90% mengaku melakukan bentuk-bentuk agresi 
psikologis saat dua tahun pertama usia anak. Dan 75% di antaranya 
mengaku melakukan bentakan atau berteriak pada anak. Seperempat orang 
tua menyumpahi atau memaki anaknya, dan sekitar 6% bahkan mengancam 
untuk mengusir sang anak.
Menurut Straus, tindakan ini membawa efek psikologis jangka panjang 
bagi sang anak, walaupun secara hukum belum bisa disebut kekerasan 
terhadap anak. Tetapi memang dampaknya tidak langsung kelihatan dan 
biasanya baru ketahuan setelah mereka semakin dewasa.
Straus menambahkan bahwa agresi psikologis itu bisa membuat anak 
menjadi sulit beradaptasi atau bahkan berperilaku buruk, karena berbagai
 faktor. Misalnya, menjadi kurang percaya diri, atau sebaliknya, menjadi
 pemberontak.
Tetapi yang paling dikhawatirkan adalah kalau mereka melakukan hal 
yang sama terhadap anak mereka kelak. Padahal kalau secara psikologis, 
kelakukan anak yang salah seharusnya diperbaiki, bukan dibentak-bentak 
dan dimarahi.
Kalau mengajari anak, sebaiknya emosi orang tua dijagalah !
sumber : satumed.com
Label:
berita
11.2.13
Data TFM 2010 Program PPAUD
Label:
berita
11.2.13
Memahami Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) 
adalah salah satu upaya pembinaan yangditujukan kepada anak sejak lahir 
sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian 
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan 
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
 lebih lanjut.
Beberapa dasar hukum yang berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah sebagai berikut :

- Pembukaan UUD 1945 ; �Salah satu tujuan kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.�
 - Amandemen UUD 1945 pasal 28 C
 
�Setiap
 anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, 
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan 
dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan 
demi kesejahteraan umat manusia.�
3. UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 9 ayat (1)
�Setiap
 anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka 
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minta 
dan bakat. 
4. UU No 20/2003 pasal 28
1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal.
3) Pendidikan
 anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak
 (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
4) Pendidikan
 anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok 
bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang 
sederajat.
5) Pendidikan
 anak usia dini pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau 
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
PAUD MERUPAKAN KOMITMEN DUNIA
Komitmen Jomtien Thailand (1990)
�Pendidikan untuk semua orang, sejak lahir sampai menjelang ajal.�
Deklarasi Dakkar (2000)
�Memperluas
 dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini 
secara komprehensif terutama yang sangat rawan dan terlantar.�
Deklarasi  "A World Fit For Children" di New York (2002)
�Penyediaan Pendidikan yang berkualitas�
PENTINGNYA PAUD
1) PAUD sebagai titik sentral strategi pembangunan sumber daya manusia dan sangat fundamental.
2) PAUD
 memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak 
selanjutnya, sebab merupakan fondasi dasar bagi kepribadian anak.
3) Anak
 yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan
 dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada 
peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya 
anak akan mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang 
dimilikinya.
4) Merupakan
 Masa Golden Age (Usia Keemasan). Dari perkembangan otak manusia, maka 
tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling
 vital yakni mencapai 80% perkembangan otak.
5) Cerminan
 diri untuk melihat keberhasilan anak dimasa mendatang. Anak yang 
mendapatkan layanan baik semenjak usia 0-6 tahun memiliki harapan lebih 
besar untuk meraih keberhasilan di masa mendatang. Sebaliknya anak yang 
tidak mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai membutuhkan 
perjuangan yang cukup berat untuk mengembangkan hidup selanjutnya.
KONDISI YANG MEMPENGARUHI ANAK USIA DINI
Faktor Bawaan : faktor yang diturunkan dari kedua orang tuanya, baik bersifat fisik maupun psikis.
Faktor Lingkungan 
- Lingkungan dalam kandungan
 - Lngkungan di luar kandungan : lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah dll.
 
MEMAHAMI KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI
Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh anak, yang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya. 
- Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak, sehingga dapat memberikan stimulasi kepada anak, agar dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan baik.
 - Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
 - Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis.
 - Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.
 
Semoga Bermanfaat��..
(Training Volunteer CERIC FISIP USU 2007)
Tujuan
 PAUD adalah membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,
 intelektual, emosional, moral dan agama secra optimal dlam lingkungan 
pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif.
Sumber : Direktorat PPAUD 
      
Label:
berita







